ARTICLE AD BOX
Persembahyangan itu di Mandala V Pura Penataran Agung Besakih, Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, misalnya pada Soma Umanis Sungsang, Senin (14/4). "Biasanya di hari libur, pemedek banyak datang, baik warga keturunan Tionghoa maupun para pedagang," jelas I Gusti Mangku Jana, pamangku di Pura Penataran Agung Besakih.
Sesuai mitologi Hindu, kalangan pedagang memuja Ida Bhatara Ratu Ulang Alu terutama pedagang keliling (pangalu) sering sembahyang di pura tersebut, terutama saat rangkaian Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh. Berbeda dengan warga keturunan Tionghoa muspa di linggih Ida Bhatara Ratu Subandar, makanya palinggih tersebut berhias pernak-pernak kebudayaan Tionghoa. Kedua palinggih itu berdampingan di sisi barat, di Mandala V Pura Penataran Agung Besakih.
Gusti Mangku Jana mengatakan para pedagang yang sembahyang, untuk mohon berkah, dengan harapan agar lancar dalam menjalankan usahanya. Mohon restu kepada Ida Bhatara Ratu Ulang Alu diyakini sebagai tempat memohon restu dan perlindungan bagi para pedagang.
Sedangkan warga keturunan Tionghoa, mohon restu kepada Ida Bhatara ratu Subandar. Di lokasi pamuspaan itu, hanya ada dua palinggih untuk palinggih Ida Bhatara Ratu Ulang Alu dan Ida Bhatara Ratu Subandar, tanpa bale pesandekan. Hanya sebuah bale piasan kecil tempat pamangku istirahat menunggu giliran melayani umat sedharma.7k16