Panitia Karya Pura Agung Besakih Gelar Upacara Prayascita di Lokasi Pecalang yang Diduga Dianiaya

4 hours ago 1
ARTICLE AD BOX
AMLAPURA, NusaBali
Upacara prayascita atau pembersihan digelar pasca seorang petugas pecalang Desa Adat Besakih I Nengah Wartawan,46, diduga dipukul alias dianiaya. Upacara digelar di lokasi kejadian, yakni di Bencingah Agung, Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem pada Anggara Paing Sungsang, Selasa (15/) pukul 17.00 Wita. Prosesi upacara ini diantarkan Penasihat Panitia Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh Jro Pura Agung Besakih, Jro Gede Artayasa.

Upacara yang dilaksanakan adalah jenis pacaruan Panca Sata dengan sarana lima jenis ayam, yakni putih, merah, kuning, hitam dan brumbun. Selain itu dilengkapi banten sasayut, pemiak kala, pemoga kala, jaga satru sapuh awu, kala simpang, penundung kala, pengulap, pangambian, dan suci.  

Prosesi upacara ini diawali dengan melaksanakan pratista mandala upacara agar areal jadi bersih. Prosesi ini dilakukan tujuh pamangku, yaitu Jro Mangku Wisnu, Jro Mangku Caguan, Jro Mangku Marsi, Jro Mangku Gunatri, Jro Mangku Was, Jro Mangku Kariasa dan Jro Mangku Eka Puja.

Hadir dalam upacara prayascita kemarin Bendesa Adat Besakih Jro Mangku Widiartha, Perbekel Besakih I Wayan Benya, Pamangku di Pura Penataran Agung Besakih I Gusti Mangku Jana, Jro Mangku Darma, Jro Mangku Sueca, Kelian Pecalang Jro Mangku Wira, dan lainnya. Prosesi terakhir digelar muspa bersama. “Upacaranya dilaksanakan pukul 17.00 Wita saat sandi kala,” kata Jro Gede Artayasa.

Menurutnya upacara ini dilaksanakan agar lokasi kejadian tidak lagi leteh (cuntaka). Apalagi peristiwa itu terjadi di pintu gerbang menuju Pura Penataran Agung Besakih, tempat pertemuan pemedek yang hendak melakukan pamuspaan dan yang telah melakukan persembahyangan. “Mengingat lokasi kejadiannya di depan Pos Pecalang Bencingah Agung Besakih, makanya upacara yang dilakukan di tempat kejadian,” jelas Jro Gede Artayasa. 

Dikatakannya lokasi dianggap telah leteh karena terjadi ceceran darah akibat luka robek pada bagian pelipis kanan yang dialami anggota Pecalang I Nengah Wartawan yang asal Banjar Adat Besakih Kawan ini. Bendesa Adat Besakih Jro Mangku Widiartha menambahkan setelah berakhirnya upacara prayascita, maka areal Bencingah Agung Pura Besakih dianggap telah bersih dari cuntaka. Sebab upacara prayascita ini yang bertujuan untuk membersihkan lingkungan atau areal tersebut. Kelian Pecalang Desa Adat Besakih Jro Mangku Wira yang hadir dalam acara kemarin menyebutkan saat kejadian anggota Pecalang I Nengah Wartawan bertugas sendirian di Pos Bencingah Agung. 

Nengah Wartawan katanya, bertugas shift pagi hingga sore pukul 06.00 Wita-18.00 Wita. Peristiwa itu terjadi saat anggota pecalang ini hendak mengarahkan pamedek yang telah selesai melakukan persembahyangan pada pukul 13.00 Wita. Pamedek diarahkan agar melintasi jalur ke barat dengan harapan tidak bertabrakan dengan pamedek yang baru datang. Saat itulah terjadi kesalahpahaman.

“Berdasarkan rekaman CCTV (Closed Circuit Television) ada tiga oknum pamedek yang diduga terlibat,” kata Jro Mangku Wira. Rekaman CCTV itu dari Dinas Kominfo Provinsi Bali, sedangkan rekaman CCTV dari Badan Pengelola Kawasan Suci Pura Besakih tampak kurang jelas. “Rekaman CCTV itu telah diserahkan ke petugas Polsek Rendang, terlihat jelas. Mudah-mudahan petugas mengenali pelakunya,” harapnya.

Disebutkan pecalang Desa Adat Besakih bertugas dengan dibagi dua shift, shift I pukul 06.00 Wita-18.00 Wita petugas sebanyak 18 pecalang ditambah pengurus, shift II pukul 18.00 Wita-06.00 Wita sebanyak 18 pecalang ditambah pengurus. 

Terpisah Kasubag Humas Polres Karangasem Iptu I Gede Sukadana membenarkan petugas Polsek Rendang telah kantongi rekaman CCTV dan telah melakukan penyelidikan terkait oknum pamedek yang terlibat. “Sesuai rekaman CCTV, petugas mengenali oknum pamedek itu dan telah dipanggil, sementara sebagai saksi,” jelas Iptu Sukadana. 7 k16
Read Entire Article