Wisman Belajar Nyurat Aksara di Daun Lontar

4 hours ago 1
ARTICLE AD BOX
Di museum itu, selalu tersedia peralatan,  daun lontar sebagai media, bantalan sebagai alas, dulang tempat bantalan, kapas digunakan menghapus yang tidak perlu dan pisau untuk pangrupak. Di samping itu selalu ada pemandunya, Ida I Dewa Gede Catra selaku pemerhati lontar, yang mengajarkan teknik nyurat aksara Bali di daun lontar.

Teknisnya, mulai dari pegang pangrupak, teknik menekan pangrupak, hingga sampai akhir, menghasilkan goresan yang benar. Agar hasil goresan itu bisa dibaca, terlebih dahulu diolesi minyak kemiri. Minyak kemiri itu dioleskan di daun lontar yang telah ditulis. Kemudian diusap-usap, maka kelihatan aksaranya berwarna hitam sehingga mudah dibaca, karena di bagian yang berlubang telah berisi minyak kemiri yang warnanya hitam.

Bendesa Adat Dukuh Penaban Jro Nengah Suarya mengatakan, wisatawan yang selama ini berkunjung ke Museum Pustaka Lontar, rata-rata senang dengan lontar, ingin tahu koleksi lontar apalagi ada tempat khusus nyurat aksara Bali di daun lontar.

“Maka, selain menyaksikan koleksi lontar mereka menyempatkan diri nyurat aksara Bali di daun lontar. Paling tidak, mereka berusaha agar mampu menulis namanya sendiri di daun lontar sebagai kenang-kenangan saat berkunjung ke Bali,” katanya.

Dinmuseum ada pemandu khusus, tata cara nyurat aksara Bali di daun lontar. Pemandu memberikan tulisan di kertas dari pensil, selanjutnya wisatawan menirunya. Wisatawan rata-rata terkesan berkunjung ke Museum Pustaka Lontar, karena suasananya masih alami, bersatu dengan alam, ada pohon kelapa, dan pohon lainnya yang dibiarkan tumbuh tanpa direkayasa. Di samping itu suasana lingkungannya sejuk, terbebas dari polusi.

Makanya lanjut Jro Nengah Suarya banyak siswa yang berwisata sambil berkemah, juga menyempatkan melihat koleksi lontar, dan beberapa mencoba nyurat aksara Bali di daun lontar.

Tempa ini merupakan wilayah Kelurahan Karangasem, tetapi jauh dari kesan bising. "Selain menulis di daun lontar, juga ada klinik lontar, bedah lontar, kemah nyastra, dan proses membuat blanko lontar," katanya.

Penyarikan Desa Adat Dukuh Penaban I Nengah Sudan Wiryawan, juga mengatakan demikian. "Semua wisatawan yang datang belajar nyurat aksara Bali di daun lontar secara gratis," katanya.7k16
Read Entire Article