ARTICLE AD BOX
AMLAPURA, NusaBali
Upacara Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Penataran Agung Besakih, Karangasem, menggunakan sarana upakara berupa sarad dan gayah agung. Tinggi upakara ini masing-masing 4,5 meter. Sarad menghabiskan 300 kilogram tepung, ditambah pewarna makanan, dan minyak goreng. Sedangkan gayah dibuat dari daging 4 ekor babi.
Sebagian dari dua upakara itu merupakan aturan (persembahan) umat sedharma. "Pembuatan sarad dan gayah agung itu melibatkan empat undagi," jelas Penasihat Panitia Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh, Jro Gede Artayasa, dihubungi di Pura Penataran Agung Besakih, Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Redite Kliwon Sungsang, Minggu (13/4).
Disebutkan, sarad dan gayah dibuat oleh undagi Nyoman Mangkin, Wayan Wispa, dan Wayan Darmika. Sedangkan ada juga upakara sebagai pelengkap, barong panca phala, undaginya Korona Kadek Laksana. "Sebagian memang aturan (dana punia), sebagian lagi biaya dari Panitia Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh," jelas pamangku dari Banjar Kedundung, Desa Besakih, Kecamatan Rendang.
Sejumlah umat sedharma yang madana punia untuk dua upakara ini, di antaranya Bendesa Manik Mas, pasemetonan Brejo, pasemetonan Pajenengan, Bali Mula, Desa Adat Besakih, dan lain-lain.
Jelas Jro Gede, Sarad sebagai simbol isi semesta sekaligus persembahan isi alam, setelah sebelumnya dianugerahi kemakmuran. Harapannya agar di kemudian hari kembali dianugerahi kemakmuran. Bahkan sarad itu juga mengisyaratkan isi tiga dunia, atau Tri Bhuana, alam atas, alam tengah dan alam bawah. Alam atas dengan simbol Ongkara (aksara suci Tuhan) posisinya paling di atas, alam tengah diwakili isi alam, dan alam bawah diwakili isi dari laut dan tanah.
Ketua I Panitia Karya I Gusti Mangku Jana juga mengatakan, sarad dan gayah merupakan persembahan benih isi semesta. Sarad berisi biji-bijian yang merupakan intisari kemakmuran semesta. Biji-bijian ini terbagi dalam lima biji-bijian yang lazim disebut panca biji, yakni beras merah, beras hitam, beras putih, kacang-kacangan, dan kacang hijau. Panca biji juga sebagai lambang kebutuhan hidup umat manusia. Biji-bijian juga simbol benih kesucian untuk memekarkan pohon kesucian.
"Sarad dan gayah itu merupakan intisari dan persembahan upakara saat Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh, melambangkan sarwa prani," jelas I Gusti Mangku Jana, Sarad dan gayah itu diwujudkan di depan palinggih Meru Tumpang Sia (tingkat 9) linggih Ida Bhatara Bagus Kubakal dan palinggih Meru Tumpang Solas (tingkat 11) linggih Ida Bhatara Manik Maketel di Mandala II Pura Penataran Agung Besakih.7k16