Peed Aya Buleleng Usung ‘Agra Buwana Raksa’ di PKB 2025

1 day ago 7
ARTICLE AD BOX
Garapan ini digarap oleh seniman I Putu Ardiyasa dengan mengangkat filosofi Jagad Kerti, yakni harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan, yang bersumber dari kearifan lokal Desa Adat Pedawa, Kecamatan Banjar. Dalam pementasan ini, sejumlah elemen budaya lokal turut ditampilkan, seperti arsitektur tradisional Rumah Bandung Rangki, keberadaan pohon aren, serta upacara adat Ritus Sabe Malunin yang melambangkan kemakmuran desa dan kesejahteraan masyarakat.

“Menjaga hulu berarti menjaga asal mula kehidupan. Pedawa mengajarkan bagaimana air, hutan, dan ritus dirawat dengan cinta dan kesadaran,” ujar Ardiyasa, Sabtu (31/5/2025).

Pementasan yang melibatkan 300 mahasiswa ini juga menjadi bentuk pelestarian memori kolektif masyarakat adat melalui seni pertunjukan yang sarat makna. 

Latihan pementasan peed aya Duta Kabupaten Buleleng. -IST

Tradisi Ngaben Medeng ikut ditampilkan dalam bentuk karya Kembang/Bungandeng, sebelum akhirnya ditutup secara teatrikal lewat Ritus Sabe Malunin sebagai penegas pentingnya menjaga keseimbangan sosial dan ekologis demi keberlanjutan hidup.

Tak hanya menyoroti aspek ekologis dan spiritual, garapan Agra Buwana Raksa juga menampilkan Buleleng sebagai simpul peradaban lintas budaya. 

Sejumlah penanda sejarah budaya Buleleng turut disorot, seperti keberadaan Pelabuhan Menese, Klenteng Toyohawa, hingga kisah Raja Panji Sakti yang membawa hadiah gajah dan pasukan dari Blambangan—yang kini menjadi bagian dari komunitas Pegayaman. 

Sementara itu, keberadaan situs Pura Panca Sila di Kubutambahan menjadi simbol kuat keberagaman yang telah mengakar sejak lama di Buleleng.

“Garapan ini bukan sekadar pertunjukan seni. Kami ingin mengajak publik untuk belajar dari akar budaya yang diwariskan para leluhur,” tutup Ardiyasa.

Read Entire Article