ARTICLE AD BOX
Hal ini disampaikan di sela upacara pembukaan Lomba Ogoh-Ogoh Kabupaten Badung di halaman Balai Budaya Giri Nata Mandala, Puspem Badung, Sabtu (15/3/2025) petang.
“Seluruh sekaa teruna dan yowana se-Kabupaten Badung berkomitmen pada pelaksanaan pawai ogoh-ogoh di masing-masing wilayah saat pangerupukan akan mewujudkan pawai yang anti macet,” ujar Eka Sudarwitha.
Mantan Camat Petang ini menuturkan bahwa pawai ogoh-ogoh akan dilaksanakan pada batas-batas desa adat, desa/kelurahan masing-masing, atau bisa dipusatkan pada lapangan desa. Pawai ogoh-ogoh dikatakan tidak akan menyasar jalan-jalan protokol.
“Pawai ogoh-ogoh tidak menggunakan jalan-jalan protokol utama, melainkan menggunakan lapangan desa atau di sekitar wilayah desa adat, desa atau kelurahan,” jelas Eka Sudarwitha.
Selain menghindari jalan protokol, Dinas Kebudayaan juga menyebut sekaa teruna/yowana se-Badung sepakat mengakhiri pawai maksimal pukul 22.00 WITA. Hal ini dilakukan agar semua lapisan masyarakat bisa menikmati atraksi ogoh-ogoh.
“Pawai ogoh-ogoh akan dilaksana sampai pukul 22.00 WITA untuk mendukung tiga pilar dalam keluarga yaitu wimuda (belia), winata (dewasa), dan wiwerda (lansia). Sehingga, semua lapisan keluarga besar dapat menyaksikan energi kreatif dan positif yang disajikan,” tegas Eka Sudarwitha. *rat
“Seluruh sekaa teruna dan yowana se-Kabupaten Badung berkomitmen pada pelaksanaan pawai ogoh-ogoh di masing-masing wilayah saat pangerupukan akan mewujudkan pawai yang anti macet,” ujar Eka Sudarwitha.
Mantan Camat Petang ini menuturkan bahwa pawai ogoh-ogoh akan dilaksanakan pada batas-batas desa adat, desa/kelurahan masing-masing, atau bisa dipusatkan pada lapangan desa. Pawai ogoh-ogoh dikatakan tidak akan menyasar jalan-jalan protokol.
“Pawai ogoh-ogoh tidak menggunakan jalan-jalan protokol utama, melainkan menggunakan lapangan desa atau di sekitar wilayah desa adat, desa atau kelurahan,” jelas Eka Sudarwitha.
Selain menghindari jalan protokol, Dinas Kebudayaan juga menyebut sekaa teruna/yowana se-Badung sepakat mengakhiri pawai maksimal pukul 22.00 WITA. Hal ini dilakukan agar semua lapisan masyarakat bisa menikmati atraksi ogoh-ogoh.
“Pawai ogoh-ogoh akan dilaksana sampai pukul 22.00 WITA untuk mendukung tiga pilar dalam keluarga yaitu wimuda (belia), winata (dewasa), dan wiwerda (lansia). Sehingga, semua lapisan keluarga besar dapat menyaksikan energi kreatif dan positif yang disajikan,” tegas Eka Sudarwitha. *rat