ARTICLE AD BOX
Sebanyak 4,5 hektar sawah dengan varietas padi ciherang dipanen dalam kegiatan tersebut. Pada kesempatan itu, Sutjidra menyampaikan bahwa pertanian merupakan prioritas utama pembangunan di Buleleng. Ia menyebutkan prioritas ini untuk mengoptimalkan pembangunan pertanian dari hulu sampai hilir.
“Di hulu sebagai penyedia sarana dan prasarana produksi pertanian, di tingkat budidaya tanaman padi sehat. Kami prioritaskan yang ramah lingkungan, mudah, murah dan tetap produktivitas, kualitas hasil pertanian. Juga penerapan teknologi di tingkat hilir, penanganan pasca panen serta pemasarannya,” kata dia.
Dalam panen raya padi yang dilakukan di Subak Beji, Sangsit, Sutjidra menyampaikan gabah yang dihasilkan bisa mencapai 5 ton lebih dari setiap hektar sawahnya. Jumlah tersebut, menurutnya masih bisa dioptimalkan dengan perbaikan cara tanam padi oleh para petani di sekitar
“Ini belum optimal, cara tanamnya ini kurang rapat. Masih bisa ditingkatkan lagi produksinya,” sebut dia.
Ia mengaku telah menginstruksikan Kepala Dinas Pertanian untuk lebih berkala turun dan menemui petani. Hal tersebut diperlukan untuk melakukan upaya kolektif meningkatkan produksi pertanian Buleleng dalam mewujudkan ketahanan pangan ke depan.
Pemerintah berharap sawah-sawah yang kini ada lebih dijaga dan dipertahankan untuk tidak semakin berkurang jumlahnya. Saat ini keberadaan lahan persawahan sekitar 6.000 hektar dan ada potensi sekitar 2.000 hektar lagi untuk dioptimalkan.
“,Jangan sampai dari terjadi alih fungsi lahan dan kita tidak punya sawah dan padinya berkurang. Ini akan kami bebankan nanti kepada anak cucu. Harus beli beras lagi padahal Buleleng punya potensi untuk pertanian,” lanjutnya.
Setelah padi varietas ciherang ini dipanen, menurut Sutjidra akan ada bibit baru. Bibit padi semeton Bali akan coba ditanam setelah persawahan di subak Beji, Sawan dipanen dan dibersihkan. Hasilnya akan dipantau selama 90 hari ke depan dan setelah panen lagi.*mzk