ARTICLE AD BOX
Ketua tim kreatif ogoh-ogoh, I Gede Sukawandana alias Wandana Munggu, mengatakan bahwa tema “Durga Kesedak” merupakan bentuk refleksi terhadap kondisi zaman saat ini, di mana batas antara baik dan buruk tidak bisa dinilai secara hitam-putih. Karya ini menggambarkan tokoh Dewi Durga yang menyeramkan, dipadukan dengan wujud cantik Dewi Parwati di atasnya.
“Pesannya adalah bahwa baik dan buruk itu tidak bisa dihilangkan. Mereka berdampingan dan harus dijaga keseimbangannya. Sekarang ini tidak ada orang yang sepenuhnya baik atau sepenuhnya jahat. Semua bergantung pada situasi, kondisi, dan suasana hati,” ujar alumni ISI Denpasar yang sudah aktif membuat ogoh-ogoh sejak tahun 1996 ini.
Ogoh-ogoh “Durga Kesedak” ini juga ikut ambil bagian di ajang Bhandana Bhuhkala Festival 2025 yang diadakan di Puspem Badung pada 15-16 Maret 2025
Ogoh-ogoh “Durga Kesedak” menampilkan tantangan baru bagi Wandana dan tim kreatif ST Bhakti Karya. Setelah bertahun-tahun menciptakan ogoh-ogoh dengan karakter menyeramkan, kali ini mereka memadukan elemen visual yang cantik dan realistis. Bagian tersulit, menurut Wandana, adalah membangun konstruksi serta menyematkan teknologi untuk memperkuat visualisasi karakter.
“Kami tidak asal membuat karakter. Wujud seram dan cantik ini disesuaikan dengan alur cerita yang ingin kami sampaikan,” tambahnya.
Wandana juga menyoroti perkembangan seni ogoh-ogoh dari masa ke masa. Jika dulu media utama yang digunakan adalah gabus, kini dominan menggunakan teknik ulatan bambu yang lebih ramah lingkungan dan memungkinkan partisipasi anak-anak.
“Sekarang anak-anak SD pun sudah bisa terlibat membuat ogoh-ogoh. Ini kemajuan luar biasa. Dengan media ulatan bambu yang dikombinasikan dengan tisu dan warna-warna realistis, karya menjadi lebih kuat secara visual dan edukatif,” jelasnya.
Di tengah semarak kreativitas ogoh-ogoh, Wandana juga menyampaikan keprihatinan atas sejumlah insiden pengerusakan dan pembakaran ogoh-ogoh oleh oknum tidak bertanggung jawab.
“Mari kita terapkan nilai-nilai Tri Hita Karana. Hormati karya orang lain, jaga lingkungan, dan jangan sok-sokan. Apalagi kita di Badung yang merupakan daerah tujuan wisata, jangan sampai ulah kita merusak citra Bali di mata wisatawan,” tegasnya. *m03
.