ARTICLE AD BOX
Pasalnya, selain menyedot animo masyarakat, festival yang digelar pertama kalinya ini juga menyisakan sejumlah permasalahan, termasuk mendapat protes dari peserta.
Rapat kerja yang digelar di Ruang Rapat Gosana II, Gedung DPRD Badung, Selasa (18/3) dipimpin langsung oleh Ketua Komisi IV, I Nyoman Graha Wicaksana didampingi anggota antara lain I Gede Suraharja dan I Nyoman Dirgayusa. Hadir dalam rapat tersebut, Kadisbud Badung I Gde Eka Sudarwitha didampingi beberap staf.
Graha Wicaksana mengungkapkan, pada prinsipnya pihaknya mengapresiasi kegiatan festival lomba ogoh-ogoh perdana ini. Namun demikian, kegiatan ini memerlukan evaluasi mengingat sejumlah permasalahan terjadi selama festival berlangsung. “Hari ini (kemarin) kami menjalankan fungsi pengawasan terkait salah satu yang sedang viral di media sosial (medsos), yakni pelaksanaan festival lomba ogoh-ogoh kemarin. Pada prinsipnya kami mengapresiasi, serta memberikan motivasi dan semangat kepada Dinas Kebudayaan agar tetap melaksanakan kegiatan ini untuk tahun-tahun mendatang dan tempatnya tetap di Puspem Badung,” ujarnya.
Berdasarkan pengamatan Graha Wicaksana, penyelenggaraan festival sudah muncul permasalahan saat tahap persiapan, di mana peserta mengeluhkan pengamanan dan pengawalan di jalan raya saat membawa ogoh-ogoh ke Puspem Badung serta fasilitas tenda yang dinilai kurang representatif. Kemudian, kemacetan dan tata kelola acara juga dikeluhkan. Selain itu, saat tahap penilaian juga menuai protes dari peserta. Terhadap sejumlah permasalahan tersebut, Komisi IV DPRD Badung memberikan beberapa catatan, masukan, dan saran.
“Dari segi penganggaran, kita harapkan penganggarannya bisa lebih besar lagi, sehingga keluhan kemarin seperti masalah tenda yang bukan regging, bisa kita antisipasi. Termasuk anggaran untuk pendukung acara, seperti keamanan. Kemudian terkait penjurian, kita berharap supaya ada koordinator juri yang bisa menyampaikan kriteria penilaian,” katanya.
“Seperti disampaikan tadi, ogoh-ogoh itu harus digerakkan, ditarikan. Pemahaman ini yang mungkin tidak sampai di bawah. Perlunya juri memberikan informasi sehingga tidak terjadi miskomunikasi, penafsiran yang salah, yang bisa menimbulkan rasa kekecewaan,” kata politisi PDIP asal Kuta ini.
Pada bagian lain, Graha Wicaksana juga meminta agar Disbud tetap menjalin komunikasi yang intens dengan Komisi IV DPRD Badung sebagai partner kerja, jika akan menggelar kegiatan besar seperti fastival lomba ogoh-ogoh ini. “Kita berharap supaya lebih intens komunikasinya. Karena Komisi IV ini merupakan partner kerja Disbud, sudah seyogyanya kami harus tahu lebih dahulu,” tegasnya.
Sementara itu, Kadisbud Badung I Gde Eka Sudarwitha mengungkapkan, sejumlah masukan dan saran akan menjadi catatan baginya. Untuk itu, pihaknya akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk penyelenggaraan festival yang lebih baik di tahun-tahun selanjutnya. Termasuk akan mengubah sistem penilaian ogoh-ogoh dan fragmen.
“Kami akan evaluasi tata kelola penyelenggaraan acaranya. Ke depan kami juga akan ubah penilaian, dipisahkan penilaian antara ogoh-ogoh yang stay dan digerakkan, kemudian fragmen yang mencakup beberapa kategori,” kata mantan Camat Petang ini. @ ind