Kinerja Mesin RDF TPA Peh Kaliakah Jembrana Jauh dari Harapan

3 hours ago 2
ARTICLE AD BOX
Mesin RDF tersebut merupakan bantuan dari PT Wisesa Global Solusindo. Saat pertama kali tiba pada awal Juni 2024, Bupati Jembrana I Nengah Tamba bahkan menyambut langsung pengiriman alat pengolah sampah ini ke TPA Peh.

“Hari ini kedatangan mesin ini saya merasa bahagia. Ini ada masa waktu yang akan kita uji coba dulu apakah sudah sesuai ekspektasi,” ujar Bupati Tamba, Senin (3/6/2024) lalu.

Namun, setelah hampir satu tahun, hasilnya belum memuaskan. Pengolahan RDF di TPA Peh justru tersendat. Mesin dilaporkan masih beroperasi, tetapi tidak maksimal dan kerap mengalami gangguan teknis.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jembrana, Dewa Gede Ary Candra Wisnawa, mengakui proses pengolahan RDF saat ini sedang dihentikan sementara. “Saat ini proses pengolahan break dulu, karena kami sedang persiapan pembangunan hanggar dan penambahan mesin pendukung untuk optimalisasi pengolahan RDF,” kata Candra Wisnawa kepada awak media, 2 April 2025.

Sumber internal di TPA Peh menyebutkan, mesin RDF sempat mengirim satu truk hasil RDF ke Pabrik Semen Gresik tak lama setelah mulai beroperasi. Namun, pengiriman berhenti setelah itu.

“Produksinya masih berlangsung, tetapi RDF-nya menumpuk di TPST karena belum dikirim lagi. Mungkin belum mencapai volume tertentu. Saya tidak tahu pasti, silakan tanya ke Pak Kadis,” ujar sumber yang enggan disebut namanya, Senin (12/5/2025).

Masih menurut sumber tersebut, kinerja mesin belum sebanding antara proses pemecahan dan pengepresan. “Setelah diayak, sampah organik keluar, yang diambil plastiknya saja. Produksi tersendat karena kapasitas mesin tidak seimbang. Katanya nanti ada bantuan tambahan dari provinsi,” katanya.

Kondisi ini berbeda jauh dengan operasional mesin RDF di Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Center Karangdadi, Klungkung. Mesin RDF di sana menggunakan teknologi karya anak bangsa dari Sidoarjo, Jawa Timur, dan telah berjalan secara konsisten sejak Oktober 2023.

Data terakhir mencatat, hingga April 2025, mesin RDF TOSS Center telah mengolah sekitar 143 ton sampah residu dari total 1.809 ton sampah yang masuk. Artinya, ada 143 ton sampah yang berhasil dikonversi menjadi bahan bakar alternatif dan tidak berakhir di TPA Sente.

Perbedaan mencolok ini menimbulkan pertanyaan atas kualitas dan efektivitas mesin RDF di Jembrana. Harapan agar sampah bisa dikurangi lewat teknologi pengolahan RDF pun masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkab Jembrana.

Read Entire Article