Desa Adat Kuta Harapkan Breakwater Jadi Prioritas

5 hours ago 1
ARTICLE AD BOX
Bendesa Adat Kuta, I Komang Alit Ardana, menyampaikan harapan agar pembangunan breakwater atau pemecah gelombang jadi prioritas utama sebelum dilakukan pengisian pasir, demi menjaga efektivitas proyek dalam jangka panjang.

“Kami di desa adat sangat mendukung proyek ini, namun berdasarkan pengalaman sebelumnya, kami berharap agar urutan pengerjaan bisa disesuaikan. Breakwater dibangun lebih dahulu, kemudian revetmen atau senderan, baru setelah itu pengisian pasir,” ujar Alit pada Jumat (25/4).

Alit mengingatkan pengalaman pada 2006 lalu, di mana proyek serupa pernah dilakukan, namun hasilnya tidak bertahan lama karena tidak disertai dengan pelindung pantai yang memadai. Dia berharap proyek yang saat ini dilaksanakan dapat menghindari kondisi serupa dan benar-benar memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat dan kawasan wisata Kuta.

“Waktu itu pasir sudah diisi, tapi karena tidak ada pemecah gelombang, pasirnya habis kembali tersapu ombak. Sekarang kami belajar dari situ dan berharap pelaksanaannya bisa mempertimbangkan kondisi teknis di lapangan,” harapnya.

Alit juga menyampaikan bahwa koordinasi dengan pelaksana proyek sejauh ini berjalan baik, dan desa adat terus mendorong komunikasi terbuka demi hasil yang maksimal. Alit optimistis proyek ini akan memberikan dampak positif bagi kawasan Kuta jika dikerjakan dengan perencanaan yang matang.

Selain itu, dia juga menepis kekhawatiran bahwa keberadaan breakwater akan mengganggu aktivitas peselancar. Menurutnya, posisi struktur pemecah gelombang telah dipertimbangkan agar tidak mempengaruhi area surfing yang menjadi daya tarik wisata utama di Pantai Kuta.

“Breakwater-nya kami harapkan cukup sampai di area Satgas Pantai saja, sehingga ombak di sisi utara tetap ada. Kami yakin tidak akan mengganggu aktivitas surfing,” katanya.

Proyek konservasi pantai ini merupakan bagian dari Bali Beach Conservation Project (BBCP) Phase II yang akan berlangsung hingga tahun 2026. Saat ini pengerjaan masih berada pada tahap awal, termasuk pembuatan akses ke tengah laut dan penyiapan material konstruksi. “Semoga proyek ini bisa berjalan lancar dan membawa manfaat jangka panjang, tidak hanya untuk perlindungan pantai, tapi juga untuk keberlanjutan pariwisata di Kuta,” harap Alit. 7 ol3
Read Entire Article