Banjar Kebayan Abianbase Tampilkan 'Bima Dados Caru' dengan Posisi Ekstrem

3 weeks ago 3
ARTICLE AD BOX
Salah satu anggota STDS sekaligus mantan ketua STDS, I Putu Gede Kameswara, mengungkapkan bahwa ogoh-ogoh mereka dirancang dalam posisi ekstrem, yaitu tokoh kecil menopang tokoh besar. Hal ini berlawanan dari kebiasaan umum dalam desain ogoh-ogoh dan menjadi tantangan tersendiri dalam proses pembuatannya.

“Biasanya tokoh besar menopang yang kecil, tapi kami balik. Jadi dari segi konstruksi sangat menantang, apalagi ogoh-ogoh ini kami buat permanen, tidak bongkar-pasang. Semua pengerjaan, seperti pengecatan dan pemasangan properti dilakukan dengan naik turun tangga,” ujar Kameswara.

Ia menambahkan, pengerjaan ogoh-ogoh ini menghabiskan waktu sekitar dua setengah bulan, dimulai sejak akhir Desember 2024. Anggota STDS yang sebagian besar bekerja di sektor pariwisata tetap menyempatkan waktu datang ke banjar demi menyelesaikan karya tersebut.

“Walaupun sibuk kerja, kami tetap luangkan waktu ke banjar. Prosesnya cukup panjang, dari perencanaan, pembuatan rangka besi dengan perhitungan matang agar tidak roboh, pembentukan anatomi, sampai ke tahap finishing,” jelasnya.

Dari sisi pendanaan, Kameswara menyebut ogoh-ogoh Bima Dados Caru ini menghabiskan anggaran sekitar Rp30 juta dari kas STDS. Mereka juga mendapatkan dukungan dana dari Pemerintah Kabupaten Badung sebesar Rp25 juta. Ogoh-ogoh ini akan dilombakan di dua tingkat sekaligus, yaitu tingkat desa dan tingkat kabupaten.

“Selain ikut lomba di tingkat desa, kami juga bersiap tampil maksimal di tingkat kabupaten. Astungkara, prosesnya berjalan lancar sampai akhir,” tutup Kameswara. *m03

Read Entire Article