ARTICLE AD BOX
Meskipun sempat mengganggu operasional, kedua fasilitas umum ini mampu tetap beroperasi berkat sistem cadangan listrik seperti genset dan uninterruptible power supply (UPS).
General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai Ahmad Syaugi Shahab, tak memungkiri hal tersebut. Dia mengatakan bahwa pihak bandara segera mengambil langkah antisipatif dengan mengandalkan pasokan listrik cadangan dari genset. Untuk menjamin operasional tetap berjalan, pihaknya memastikan ketersediaan bahan bakar solar mencukupi.
“Proses keberangkatan dan kedatangan tetap berjalan, termasuk proses check in, pemberangkatan (boarding), dan proses pengambilan bagasi,” ujarnya pada Jumat sore.
Ahmad Syaugi juga menegaskan meski pelayanan kedatangan penerbangan tidak terdampak, namun beberapa jadwal keberangkatan mengalami keterlambatan akibat proses perpindahan sumber listrik dari PLN ke genset yang memerlukan restart sistem.
“Kami terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memantau perkembangan situasi ini. Kami juga berupaya optimal agar layanan tetap berjalan dengan baik,” tambahnya
Sekitar 40 menit kemudian, kondisi berangsur membaik. Ahmad Syaugi menyampaikan bahwa suplai listrik dari PLN telah pulih sekitar pukul 17.12 Wita, dan seluruh operasional bandara, termasuk layanan keberangkatan, kembali berjalan normal.
“Dapat kami sampaikan bahwa suplai listrik dari PLN telah berjalan normal kembali sejak pukul 17.12 Wita. Proses keberangkatan sudah berangsur berjalan normal dan seluruh fasilitas telah kembali menyala,” ucapnya pada Jumat malam.
Ahmad Syaugi menegaskan bahwa fasilitas cadangan seperti genset berfungsi optimal sesuai standar operasional prosedur (SOP), sehingga operasional tetap berjalan selama gangguan terjadi. “Peralihan dari PLN ke genset berjalan cepat, kurang dari 60 detik,” tandasnya.
Dia menambakan, meski terjadi keterlambatan dalam proses pelayanan keberangkatan akibat transisi sumber listrik, tidak ada penerbangan yang terdampak signifikan.
“Suplai listrik dari PLN cepat teratasi dan genset kami juga bekerja dengan baik,” imbuhnya.
Sementara itu, Asisten Manajer Risk Quality Management and Corporate Communication PT Jasamarga Bali Tol I Wayan Purwajaya, menyampaikan bahwa operasional Tol Bali Mandara tetap berjalan normal selama gangguan listrik berlangsung. Ketiga gerbang tol telah dibekali sistem cadangan, sehingga tidak ada gangguan pada transaksi kendaraan.
“Kalau secara spesifik tidak terlalu, karena kami sudah memiliki SOP terkait kejadian padam listrik. Ketiga gerbang telah dibackup oleh genset. Hanya lampu penerangan jalan yang menggunakan PLN langsung karena kapasitas watt yang besar. Jadi transaksi di gerbang tol masih berjalan dengan normal,” kata Purwajaya dikonfirmasi Sabtu (3/5) sore.
Dia menyebutkan bahwa aliran listrik untuk bagian gate Nusa Dua dan gate Benoa sudah menyala kembali sekitar pukul 18.30 Wita, dan secara keseluruhan listrik di semua area tol pulih pada sekitar pukul 21.00 Wita. Menanggapi pertanyaan mengenai kemungkinan antrean panjang, Purwajaya menegaskan bahwa tidak terjadi antrean di gerbang tol. Namun, Purwajaya tidak menampik bahwa kemungkinan antrean bisa terjadi di pintu keluar tol, khususnya di akses jalan keluar yang lampu lalu lintasnya padam akibat pemadaman listrik.
“Tidak ada antrean, karena sistem kami menggunakan UPS dan genset, jadi ketika listrik padam UPS masih memasok, sampai listrik dari genset masuk ke sistem. Kemungkinan antrean terjadi di pintu keluar tol di mana traffic light di akses keluar tol padam,” ujar Purwajaya.
Sementara itu, saat terjadi blackout pada Jumat (2/5) sore, di RSUD Buleleng terdapat dua pasien sedang menjalani operasi.

Direktur RSUD Buleleng dr Putu Arya Nugraha –MUZAKKYv
“Ada operasi bedah plastik dan bedah ortopedi saat terjadi pemadaman listrik,” ungkap Direktur RSUD Buleleng dr Putu Arya Nugraha, Sabtu (3/5).
Namun menurut dr Arya, meski terjadi pemadaman listrik saat ada operasi, tidak ada kendala yang berarti. Sebab seluruh alat di RSUD Buleleng telah terhubung pada uninterruptible power supply (UPS). Sehingga saat daya listrik utama padam, alat-alat di rumah sakit tetap bisa digunakan.
“Alat-alat (medis) yang kami gunakan terhubung dengan UPS. Kemudian sistemnya dalam 15 detik genset hidup otomatis. Sehingga operasi yang sedang berjalan bisa tetap dilanjutkan,” imbuh dr Arya.
Dia menegaskan pelayanan di RSUD Buleleng tidak boleh ada kendala. Karena beberapa alasan krusial yang berkaitan langsung dengan keselamatan pasien. Sebagai langkah antisipasi pemadaman listrik mendadak, pihaknya telah menyiapkan dua generator set (genset) untuk memenuhi pasokan listrik selama 24 jam.
Dengan demikian pelayanan kepada pasien kegawatdaruratan (emergency) dan lainnya bisa tetap dilakukan tanpa ada kendala. “Kami memiliki dua genset untuk area depan dan belakang rumah sakit, yang mengcover semua kebutuhan listrik saat padam selama 24 jam,” tandasnya. 7 ol3, mzk