ARTICLE AD BOX
Mengusung tema “Sangaskara Silpa Utpadana Satya Kala” yang bermakna pemuliaan seni mewujudkan keindahan masa depan, lomba ini bertujuan menggugah minat generasi muda terhadap kesenian tradisional Bali, khususnya baleganjur bebarongan yang kini kian jarang dipentaskan.
Presiden Mahasiswa Universitas Ngurah Rai, I Made Ari Partha Wijaya (24), yang juga menjadi penanggung jawab kegiatan, mengungkapkan bahwa lomba ini dilatarbelakangi kekhawatiran akan kurangnya minat anak muda terhadap warisan budaya Bali akibat pengaruh modernisasi.
“Banyak anak muda yang belum mendapatkan panggung untuk mengekspresikan diri melalui seni tradisional. Lewat Aura Fest, kami ingin memberikan ruang itu, khususnya bagi penggemar baleganjur bebarongan yang sekarang mulai jarang digeluti,” ujar Ari Partha kepada NusaBali.
Lomba ini diikuti oleh 10 peserta dari berbagai komunitas seni, namun hanya 6 grup yang tampil setelah 4 peserta mengundurkan diri karena kendala teknis. Penampilan masing-masing grup dibatasi selama 9 menit dengan penilaian meliputi keterampilan memainkan instrumen, ketepatan irama, serta penguasaan pola musik tradisional seperti kebyar.
Tiga dewan juri yang menilai lomba ini adalah I Wayan Arik Wirawan, S.Sn., M.Sn., I Komang Tri Sandyasa Putra, dan I Wayan Situ Banda. Sementara kegiatan dibuka secara resmi oleh Rektor Universitas Ngurah Rai, Prof. Dr. Ni Putu Tirka Widanti, M.M., M.Hum.

Ari Partha menjelaskan bahwa baleganjur bebarongan memiliki karakteristik berbeda dibanding baleganjur ngarap yang lebih sering digunakan untuk upacara ngaben atau ogoh-ogoh. Sementara baleganjur bebarongan lebih banyak dimainkan untuk mengiringi pertunjukan atau upacara yang bersifat sakral di pura dan desa.
“Kami ingin mengangkat kembali eksistensi baleganjur bebarongan. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan melestarikan? Harapannya, makin banyak organisasi atau kampus yang menyelenggarakan lomba serupa,” katanya.
Ari menambahkan bahwa meski kegiatan ini baru pertama kali digelar di kampus, dukungan yang diberikan pihak universitas sangat besar, termasuk dari sponsor. Ke depan, ia berharap Aura Fest dapat dijadikan agenda tahunan dengan konsep yang lebih matang.
“Evaluasi dari kegiatan ini akan menjadi dasar untuk memperbaiki pelaksanaan tahun depan. Kami optimistis seni karawitan, khususnya baleganjur bebarongan, akan terus hidup di kalangan generasi muda,” pungkasnya. *m03