ARTICLE AD BOX
Lomba baleganjur tingkat remaja digelar Oktober. Kegiatan ini merupakan langkah strategis dalam upaya melestarikan seni dan budaya Bali serta memberi ruang bagi talenta-talenta muda untuk berkembang di bidang seni budaya. Aksiku melibatkan 10 sanggar seni.
Kadis Kebudayaan Klungkung, I Ketut Suadnyana, menjelaskan Aksiku 2025 akan dimulai dengan serangkaian workshop yang melibatkan berbagai sanggar seni di Kabupaten Klungkung. Ada 66 sanggar seni di Kabupaten Klungkung, yang dilibatkan 10 sanggar.
“Workshop digelar sebanyak lima kali. Setiap workshop diikuti 2 sanggar seni,” ujar Suadnyana didampingi Kasubag Tata Usaha UPTD Museum Semarajaya, Ida Bagus Gde Wibawa Adnyana, Senin (7/4).
Sanggar seni akan mengisi workshop secara bergiliran setiap tahun. Dinas Kebudayaan akan memilih sanggar seni yang ikut workshop. Mendukung kelancaran workshop, Dinas Kebudayaan Klungkung telah menyediakan anggaran dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 100 juta. Diharapkan dapat digunakan secara optimal.
Pada tahun 2024 lalu, Dinas Kebudayaan Klungkung melalui UPTD Pengelola Museum Semarajaya telah menggelar workshop terkait seni tradisional seperti bapang barong, gamelan selonding, dan gamelan saron di Balai Budaya Ida Dewa Agung Istri Kanya, Kecamatan Klungkung.
Kegiatan tersebut mendapatkan sambutan positif dari masyarakat dan para pelaku seni di Kabupaten Klungkung. Upaya ini untuk menjaga kelestarian seni dan budaya Bali serta menumbuhkan talenta-talenta muda yang memiliki potensi besar di bidang seni dan budaya.
“Kami ingin memberikan ruang bagi generasi muda untuk mengeksplorasi dan mengembangkan bakat mereka di bidang seni dan budaya. Dengan cara ini, kami berharap seni dan budaya Bali akan terus hidup dan berkembang di tangan generasi penerusnya,” ujar Suadnyana.
Dinas Kebudayaan Klungkung berharap melalui Aksiku dan workshop seni, Kabupaten Klungkung semakin dikenal sebagai pusat pelestarian seni dan budaya Bali. 7 wan