ARTICLE AD BOX
TABANAN, NusaBali
Dinas Pendidikan Kabupaten Tabanan mencatat sebanyak 23 siswa tingkat SMP di wilayahnya belum lancar membaca. Temuan ini tersebar merata di 10 kecamatan dan kini tengah dalam penanganan dinas terkait.
Fakta itu juga disoroti Ketua DPRD Tabanan I Nyoman Arnawa. Dia menyatakan bahwa persoalan tidak cakap membaca tak hanya ditemukan di jenjang SMP, melainkan hingga tingkat SMA.
Bahkan, menurutnya, ada lulusan SMA yang belum cakap membaca. “Ini terjadi di desa saya sendiri. Ada anak tamat SMA tapi belum lancar membaca, tapi bisa main HP,” ujarnya usai rapat dengan eksekutif dan legislatif, Rabu (14/5).
Arnawa mendesak Dinas Pendidikan segera melakukan evaluasi dan mencari solusi secara menyeluruh terhadap sistem pembelajaran, termasuk kinerja para guru. Dia menekankan pentingnya menelusuri akar persoalan, apakah dari metode pengajaran yang belum tepat atau dari kemampuan guru yang belum maksimal.
Kepala Dinas Pendidikan Tabanan, I Gusti Ngurah Darma Utama, tak menampik siswa yang belum cakap membaca. Saat ini adanya 23 siswa SMP yang belum cakap membaca. "Penanganan sudah berlangsung secara menyeluruh," tegasnya.
Dijelaskan, ada sejumlah faktor yang menyebabkan siswa belum cakap membaca. Seperti ekonomi keluarga, kurangnya perhatian orang tua, hingga gangguan seperti disleksia atau fungsi otak. Apalagi saat PAUD siswa tidak boleh diajarkan calistung dan baru mulai di SD.
“Kami sudah lakukan berbagai upaya, mulai dari penguatan sekolah inklusi hingga unit layanan disabilitas untuk mempercepat kemampuan literasi siswa,” jelas Darma Utama. Dia menambahkan, jumlah kasus disleksia di Tabanan masih tergolong rendah dibanding kabupaten lain di Bali yang bisa mencapai ratusan siswa.
Dinas Pendidikan berharap dengan pendekatan inklusif dan dukungan semua pihak, hambatan literasi dasar seperti ini dapat segera teratasi.7des